KETERAMPILAN DAN NILAI SEBAGAI
MATERI DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan
Guna Memenuhi Tugas Presentasi Kelas
Mata
Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen
Pengampu : Rohadi, S. Ag.
M. S. I
NIM : 2114034
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NAHDLATUL ULAMA (STAINU)
TEMANGGUNG
2015
A.
Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu
proses yang dialami oleh siswa. Dimana dalam suatu pendidikan sangat diperlukan
sebuah keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap siswa maupun guru.
Keterampilan yang harus dimiliki siswa itu baik secara intelektual, personal
maupun sosial. Maka, dengan keterampilan itu siswa dapat secara mudah menerima
dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Keterampilan
dalam belajar adalah suatu cara yang dipakai untuk mendapat, mempertahankan,
dan mengungkapkan pengetahuan serta merupakan cara untuk menyelesaikan masalah.
Keterampilan itu membutuhkan kesadaran yang tinggi (neuromuscular).
Pendidikan
nilai bagi anak merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan pada era
global, anak akan dihadapkan pada banyak pilihan tentang nilai yang buruk
dianggapnya baik atau sebaliknya. Nilai tidak bisa diajarkan tetapi diketahui
dari penampilannya. Pengembangan domain afektif pada nilai tidak bisa
dipisahkan dari aspek kognitif dan psikomotorik.
B.
Pembahasan
1. Pengertian
Keterampilan
Kata keterampilan berasal dari kata terampil yang
berarti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Arti secara umum,
keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
otot-otot (neuromuscular) yang
lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga,
dll.
Secara khusus keterampilan dalam belajar adalah
suatu cara yang dipakai untuk mendapat, mempertahankan, dan mengungkapkan
pengetahuan serta merupakan cara untuk menyelesaikan masalah.
Keterampilan
menurut para ahli, yaitu:
a. Menurut
Gordon (1994: 55),
keterampilan adalah kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan
cermat.
b. Menurut
Nadler (1986: 73),
keterampilan adalah kegiatan yang memerlukan praktek atau dapat diartikan
sebagai implikasi dari keterampilan.
c. Menurut
Dunnette (1976: 33),
keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk memelaksanakan beberapa
tugas yang merupakan pengembangan dari
hasil training dan pengalaman yang didapat.
Menurut
Robbins (2000: 494-495) pada dasarnya keterampilan dapat
dikategorikan menjadi empat, yaitu :
a.
Basic
literacy skill
(keahlian dasar) merupakan keahlian seseorang yang pasti dan wajib dimiliki
oleh kebanyakan orang. Seperti membaca, menulis dan mendengar
b.
Technical
skill
(keahlian teknik) merupakan keahlian seseorang dalam pengembangan teknik yang
dimiliki. Seperti menghitung secara tepat, mengoperasikan komputer
c.
Interpersonal
skill
(keahlian interpersonal) merupakan kemampuan seseorang secara efektif untuk
berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja. Seperti pendengar
yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim
d.
Problem
solving
(pemecahan masalah) merupakan proses aktivitas untuk menjalankan logika,
berargumentasi dan penyelesian masalah serta kemampuan untuk mengetahui
penyebab, mengembangkan alternatif dan menganalisa serta memilih penyelesaian
yang baik
2. Macam-Macam
Keterampilan
a. Keterampilan
intelektual
Kemampuan
analisis atau intelektual merupakan kemampuan atau kecakapan seseorang/siswa
untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan sebenarnya. Keterampilan ini diantaranya:
1)
Keterampilan
untuk memperoleh pengetahuan dan informasi melalui pengumpulan fakta, bacaan,
mendengarkan penjelasan dari guru melalui partisipasi aktif dalam diskusi,
kunjungan kelapangan dll.
2)
Keterampilan
berfikir, menafsirkan, menganalisis, dan mengorganisasikan informasi yang
dipilih dari berbagai sumber, membentuk konsep, merangkumnya kembali dan
membentuk generalisasi sesuai dengan jenjang kemampuan berfikir siswa.
3)
Kemampauan
mengkritik informasi dan membedakan mana fakta dan mana yang opini. Dengan
keterampilan ini, siswa dapat berfikir kritis, dapat menunjukkan mana informasi
yang faktual dan mana yang opini.
4)
Keterampilan membuat
keputusan berdasarkan mereka mampu mengambil keputusan dengan profesional,
tidak asal menyamaratakan saja.
5)
Keterampilan
memecahkan masalah merupakan hasil temuan dalam sistem baru. Termasuk
didalamnya kemampuan memprediksi, memperkirakan hal-hal yang bisa atau akan
terjadi dimasa depan.
6)
Keterampilan
menggunakan media: globe, peta, grafik, tabel dll sesuai dengan kemampuan
berfikirnya. Keterampilan ini sangat diperlukan dalam rangka penafsiran atas
fakta-fakta dalam memperoleh pengetahuan tentang sesuatu.
b. Keterampilan
personal
1)
Keterampilan
studi dan kebiasaan kerja: misalnya keterampilan menentukan lokasi kerja,
mengumpulkan data, menggunakan reference material, membuat kesimpulan dll.
Dengan latihan yang benar, siswa diberi peluang untuk memiliki percakapan
belajar mandiri dan bekerja mandiri.
2)
Keterampilan
bekerja dalam kelompok: berkenaan dengan kemampuan seseorang didalam kelompok,
seperti menyusun rencana, memimpin diskusi, menilai pekerjaan secara
bersama-sama.
3)
Keterampilan
akademik/keterampilan belajar (continuing learning skills): keterampilan ini
memungkinkan seseorang terampil belajar sepanjang hayat. Untuk tingkat
pendidikan dasar sasarannya adalah baru dalam tahapan mengembangkan segenap
potensi dirinya dikemudian hari, siswa memiliki semangat, kemampuan dan
kepercayaan diri yang sehat.
c.
Keterampilan sosial
Keterampilan ini
meliputi kehidupan dan kerja sama, belajar memberi dan menerima tanggung jawab,
menghormati hak-hak orang lain, membina kesadaran sosial. Dengan demikian,
keterampilan ini maka siswa mampu berkomunikasi dengan sesama manusia,
lingkungannya dimasyarakat secara baik. Latihan dan pembinaan yang tampak dalam
proses belajar mengajar antara lain mampu melaksanakan dengan baik:
1)
Diskusi dengan teman
2)
Bertanya kepada siapapun
3)
Menjawab pertanyaan orang lain
4)
Menjelaskan kepada orang lain
5)
Membuat laporan
6)
Memerankan
sesuatu, dll (Belen dkk, 1990: 348)
d. Keterampilan
berkomunikasi
1)
Keterampilan
komunikasi lisan (oral communication)
yaitu kemampuan berbicara sehingga mampu menjelaskan dan mempresentasikan
gagasan dengan jelas kepada audiens.
2)
Keterampilan
komunikasi tulisan (written communication)
yaitu kemampuan menulis secara efektif dalam konteks dan untuk beragam pembaca
dan tujuan.
3)
Komunikasi non
verbal adalah kemampuan memperkuat ekspresi ide dan konsep menggunakan bahasa
tubuh, ekspresi wajah, dan nada bicara.
3. Nilai
Sebagai Materi Pendidikan
Nilai berkaitan dengan masalah baik dan buruk. Tolok
ukur kebenaran sebuah nilai dalam perspektif filsafat adalah aksiologi.
Pragmatisme memandang nilai dari filosofi utilitarianisme yang memandang sasuatu baik atau
buruk ditinjau nilai gunanya secara kontan
(cash value).
Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang sebagai tolak ukur dari keberhasilan yang akan dicapainya. Pendidikan
nilai bertujuan untuk membina anak didik agar mampu dan mau memilih suatu benda
atau tindakan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.
a.
Pengertian
nilai
Nilai
adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas dan berguna bagi
manusia.
Nilai bersifat abstrak karena nilai termuat dalam
sesuatu. Sesuatu yang memuat nilai (vehicles)
ada empat macam, yaitu: raga, perilaku, sikap, dan pendirian dasar (Ndraha,
1997: 27-28).
Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam
ruang lingkup sistem kepercayaan di mana seseorang bertindak atau
menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas
dikerjakan (menurut Rokeach dan Bank dalam Toha, 1996).
Dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan
atau kepercayaan yang menjadi dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk
memilih tindakannya, atau menilai sesuatu yang bermakna atau tidak bermakna bagi
kehidupannya.
1)
Nilai kognitif
Meningkatkan
kemampuan dalam:
a)
Memperdalam
teori yang berhubungan dengan praktikum
b)
Menggabungkan
berbagai teori yang telah diperoleh dan mengembangkannya
c)
Menerapkan
berbagai teori pada problema yang nyata
d)
Pemahaman
teori-teori dan metodologi baru
2)
Nilai motorik
Menumbuhkan dan
meningkatkan keterampilan dalam: mempersiapkan, merancang, menggunakan
seperangkat peralatan, dan bahan secara tepat dan benar untuk mencapai tujuan
tertentu.
3)
Nilai afeksi
Afeksi
horisontal adalah membentuk sikap dan motivasi dalam berhubungan dengan diri
sendiri dan dengan orang lain dalam bekerjasama dalam kelompok, disiplin dalam
waktu dan perilaku, sikap jujur dan terbuka, menghargai ilmunya, belajar
mandiri, dan kreatif dalam bertindak. Afeksi fertikal adalah membentuk sikap
dan motivasi dalam berhubungan dengan sang pencipta: ihsan, iman, dan islam.
C.
Kesimpulan
Keterampilan
adalah kemampuan/keterampilan yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dan merupakan suatu cara yang dipakai untuk mendapat, mempertahankan,
dan mengungkapkan pengetahuan serta merupakan cara untuk menyelesaikan masalah.
Pendidikan
nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang
sebagai tolak ukur dari keberhasilan yang akan dicapainya. Pendidikan
nilai bertujuan untuk membina anak didik agar mampu dan mau memilih suatu benda
atau tindakan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Pendidikan nilai itu
meliputi tiga ranah yaitu afeksi, kognitif, dan psikomotorik.
Daftar Pustaka
Darmiyati
Zuchdi. 2009. Humanisasi Pendidikan
Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.
Elfindri,
dkk. 2010. Soft Skill Untuk Pendidik. Jakarta:
Baduase Media.
Khoiron
Rosyadi. 2004. Pendidikan Profetik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Majid,
Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Rosda Karya.
Marno dan Triyo
Supriyatno. 2008. Manajemen dan
Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Reflika Aditama.
Syah,
Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar